Selasa, 02 Oktober 2012

Ahmadinejad Singa Dari Negei Timur

Ahmadinejad
Pribadinya nya sederhana, bahkan terlalu sederhana.Sebuah sosok yang hanya terlahir di sebuah gang buntu di kawasan udik sekitar 120 kilometer arah tenggara Teheran. Dia lahir di lingkungan keluarga yang miskin, karena ayahnya hanya seorang buruh pengrajin karpet.Rambutnya selalu terlihat kusam seperti tidak pernah tersentuh kelembutan shampo.Dengan sepatu yang telah usang, mirip dengan alas kaki tukang sapu jalanan. Penampilan yang pas-pas an dibalut dengan kemeja lusuh setiap hari. Tapi, siapa yang menyangka dialah seorang presiden Iran yang bernama Mahmoud Ahmadinejad.
Namanya telah bergaung di sentero dunia, bahkan Negara adidaya Amerika Serikat pun segan dengan pribadi sederhana sang Presiden Iran itu. Dalam tempo setahun sejak dia terpilih menjadi Presiden Iran, seluruh Rakyat Iran menemukan sebuah sosok pemimpin yang bangga menyapu sendiri jalan-jalan Kota Teheran, merasa lebih nyaman menyetir sendiri mobilnya ke kantor dan memilih kerja hingga dini hari hanya untuk memastikan Negara Iran ini lebih nyaman untuk ditinggali.
Ahmadinejad mengawali karier politiknya menjadi seorang Walikota Teheran pada 3 Mei 2003. Sejak di menjabat banyak kebijakan-kebijakan tidak populer yang diambilnya seperti menggelar pembagian sup gratis tiap pekan bagi penduduk miskin, pemisahan lift bagi pria dan wanita, mengadakan pinjaman lunak bagi keluarga muda, dan yang terbilang kontroversial adalah keputusannya menjadikan rumah dinas Walikota Teheran sebagai museum publik, kemudian dia sendiri memilih tinggal di rumah pribadi sederhananya, keputusan kontroversial lainnya adalah larangan pemasangan bill-board perusahaan asing.
Di balik semua kebijakan kontroversialnya, Ahmadinejad menunjukan sosok pemimpin yang pekerja keras. Dia sengaja memperpanjang jam kerjanya sendiri dari pagi hingga menjelang maghrib, dan melanjutkan pekerjaanya hingga jam 12 malam. Ahmadinejad memperpanjang jam kerjanya karena ingin menyediakan waktu luang hingga 4 jam lebih untuk menerima siapa pun warga kota yang ingin menyampaikan aspirasinya. Dia juga sukses mengatasi masalah kemacetan yang luar biasa terjadi di Kota Teheran. Maklum, Teheran merupakan kota Megapolitan sekelas London, yang tingkat kemacetannya nomor dua di dunia setelah Meksiko.Di lingkungan kantor walikota, namanya kerap menjadi perbincangan karena beberapa kali dia mengenakan pakaian pembersih jalanan untuk menyapu jalan dan sering pula dia turun dari mobil Peugeot butut keluaran tahun 70-an hanya untuk membersihkan selokan yang mampet.
Menuju Pemilu Presiden Iran
Dengan modal yang kecil dan popularitas nya yang paling rendah, dia berani bertarung mencalonkan diri menjadi seorang presiden Iran pada tahun 2005. Bahkan karena keterbatasan dana, kubu Ahmadinejad tidak mencetak poster, papan iklan, baliho, dan perangkat lainnya untuk kampanye seperti calon presiden lain. Akhirnya kubu Ahmadinejad, hanya membuat film dokumenter murahan yang digarap secara amatir tapi sarat dengan sebuah nilai-nilai kesederhanaan. Tag line film tersebut adalah ”Kami ingin melayani, bukan berkuasa”. Film tersebut juga memperlihatkan rumah Ahmadinejad yang sangat sederhana yang berukuran sekitar 170 meter per segi yang tampak kumuh yang dibandingkan dengan rumah dinas mantan walikota Teheran sebelumnya yanag sangat mewah lengkap dengan perabot Kristal, kolam renang ukuran besar, spa, dan sebagainya.Tampak juga, Ahmadinejad yang sedang memarahi seorang kontraktor karena melakukan pembengkakan biaya untuk membangun fasilitas publik.
Pada masa kampanye di saat semua kandidat lain merogoh kocek dalam-dalam untuk mencuri perhatian masa pemilih,kubu Ahmadinejad bahkan tidak sanggup mencetak foto dan atribut sang calon presiden. Karena gaji sebagai seorang walikota disumbangkan untuk rakyat kelas bawah di selatan Teheran dan hidup hanya dengan gaji dosen.

ESTABLISHMENT OF INDIVIDUAL CONSONANCE IN MAKASSAR MUSLIM COMMUNITIES ON CONDOMS THROUGH LOCAL FUNCTION INSTITUTION Adam Badwi, Munadh...