PERILAKU
BURUH KONSTRUKSI TERHADAP PENGGUNAAN KONDOM
(Studi
Kualitatif pada Buruh Konstruksi PT. ADHY KARYA)
Adam Badwi, Abdullah Umaternate
Program Studi Kesehatan Masyarakat FKM UPRI Makassar
Abstrak:
Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan
melalui peningkatan penggunaan kondom pada kelompok berisiko mengalami berbagai
hambatan terutama karena perilaku masyarakat. Berdasarkan hasil survey
penggunaan kondom di Kota Makassar yang dilakukan oleh Yayasan Mitra Husada
(YMH) tahun 2015, angka penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko masih
sangat rendah, yaitu 50%-60%. Sementara itu, diyakini apabila yang angka
penggunaan kondom mencapai 100% sangat memberikan pengaruh yang signifikan
dalam menahan laju epidemi HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan.
Penelitian ingin mengetahui perilaku buruh konstruksi terhadap
penggunaan kondom di proyek pembangunan Fakultas Teknik unhas Gowa dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan observasional dan wawancara
mendalam.
Hasil penelitian memberikan informasi bahwa sebagain buruh konstruksi telah
memiliki pengetahuan tentang kondom dan
fungsi-fungsinya, meskipun buruh tidak terlalu menyukai berhubungan seksual
menggunakan kondom di karenakan kurangnya kenikmatan saat berhubungan seksual,
walaupun para buruh sudah mengetahui kelebihan dari kondom yaitu bisa mencegah
dari penyakit HIV dan hamil di luar nikah dan buruh sudah mengetahui di mana
tempat mendapatkan kondom, sebagian buruh
konstruksi belum bersikap secara positif terhadap penggunaan kondom dan
sebagian buruh memiliki tindakan berisiko yaitu membeli seks secara bebas tanpa
menggunakan kondom.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan aspek pengetahuan tentang kondom, sebagian buruh konstruksi telah
mengetahui kondom, sebagian besar buruh konstruksi bersikap tidak menggunakan
kondom karena pasangan mereka tidak ingin menggunakan kondom namun mereka tetap
berhubungan seksual, berdasarkan aspek tindakan, sebagian besar buruh
konstruksi tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Kata Kunci:
Buruh konstruksi, perilaku, kondom, HIV dan AID
I.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara
terbesar di Asia Tenggara dan saat ini jumlah penduduk Indonesia menduduki
urutan keempat terbesar di dunia sesudah rakyat Cina (RRC). Indonesia dan AS
menurut sensus penduduk pada akhir tahun 2010 berjumblah 237,6 juta jiwa,
proyeksi tahun 2013 sebesar 245,5 juta jiwa dan proyeksi jumblah penduduk tahun
2014 naik menjadi 248 juta jiwa (Alfian Loew,2015).
Kondom merupakan selubung atau
sarung karet yang
dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau
bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis
yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila
digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai
bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya
(misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual
(Saifuddin, 2003).
Kondom dalam
berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa abad yang lalu.
Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus penis untuk melindungi dari
penyakit yang telah digunakan sejak 1350 sebelum masehi dan digunakan untuk
mencegah kehamilan sekitar abad ke-16.
Keuntungan-keuntungan kondom akan
diperoleh kalau kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap
berhubungan, karena pada umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian
yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati-hati.
Infeksi menular seksual yang
sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah
tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini
hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas
maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
Kejadian penyakit sifilis di
Amerika Serikat terdapat lebih dari 36.000 kasus sifilis pada tahun 2010,
termasuk 9.756 kasus sifilis.Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada pasien
berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi pada usia 20
sampai 24 tahun dan pada laki-laki 35 sampai 39 tahun. Sementara kasus sifilis
kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2009 sampai 2010, dari 339 kasus
baru yang dilaporkan pada tahun 2009 menjadi 349 kasus pada tahun 2010. Pada
tahun 2010 tercatat 64% dari kasus sifilis dilaporkan terjadi pada pria yang
berhubungan seks dengan pria, (World
Helath Organization, 2010).
Menurut Kementerian Kesehatan
RI tahun 2012 melalui Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) bahwa
pada tahun 2011 mendapatkan angka kejadian sifilis di Indonesia diderita oleh
waria sebesar 25%, pekerja seks langsung sebesar 10%, pria yang berhubungan
seks sesama pria sebesar 10%, pekerja seks tidak langsung sebesar 3% dan
narapidana sebesar 3%.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Berdasarkan data dinas
kesehatan Sulawesi Selatan pada bulan Maret tahun 2013 terdata 3.058 terkena
sifilis di Sulawesi Selatan. Peningkatan penderita sifilis berada pada usia
produktif yang berstatus anak sekolah, mahasiswa, dan pekerja.(Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan, 2013).
Kejadian sifilis di kota
Makassar berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Makassar tahun 2013 data
penderita sifilis di kota Makassar adalah 668 penderita.(Dinas Kesehatan Kota
Makassar,2013).
Sebagai salah satu penyakit
menular seksual yaitu HIV dan AIDS, WHO
mencatat sejak AIDS ditemukan hingga akhir 2014 terdapat 34 juta orang
meninggal dan di tahun 2014 tercatat sebesar 1,2 juta orang meninggal karena
virus tersebutt. Dijelaskan, hingga akhir 2014 jumlah penderita orang dengan
HIV dan AIDS (ODHA) di dunia sebesar 36,9 juta orang. Terdapat 36,9 juta ODHA
di dunia pada akhir 2014. Target tujuan pembangunan berkelanjutan atau
sustainable development goal (SDG) adalah antara lain menghentikan epidemi HIV dan AIDS di dunia pada 2030.
Sementara itu, upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan melalui peningkatan
penggunaan kondom pada kelompok berisiko mengalami berbagai hambatan terutama
karena perilaku masyarakat. Berdasarkan hasil survey penggunaan kondom di Kota
Makassar yang dilakukan oleh Yayasan Mitra Husada (YMH) tahun 2015, angka
penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko masih sangat rendah, yaitu
50%-60%. Sementara itu, diyakini apabila yang angka penggunaan kondom mencapai
100% sangat memberikan pengaruh yang signifikan dalam menahan laju epidemi HIV
dan AIDS di Sulawesi Selatan.
Kondom sebagai alat untuk
mencegah penyakit menular akibat berhubungan seks tentunya membutuhkan
penerimaan dari buruh. Penerimaan lebih lanjut dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti pengetahuan, sikap dan tindakan. Disamping itu persepsi masyarakat
tentang kondom tersebut yang juga turut mempengaruhi mayarakat untuk memilih
kondom sebagai jenis konterasepsi dan untuk mencegah penyakit menular seks pada
saat berhubungan. Kurangnya pengguna kondom pada masyarakat disebabkan beberapa
hal antara lain sebagian masyarakat kurang memahami cara penggunaan kondom yang
tepat
Berdasarkan
uraian pada latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah
penelitian yaitu bagaimana
perilaku buruh konstruksi terhadap penggunaan kondom PT. ADHY KARYA dengan
tujuan penelitian mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan
tindakan buruh terhadap penggunaan kondom di proyek pembangunan
Tehnik Unhas Gowa.
II. METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk memperoleh
informasi tentang pengetahuan, sikap dan tindakan buruh konstruksi terhadap penggunaan
kondom di proyek pembangunan Tehnik Unhas Gowa.
B.
Lokasi
dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
buruh konstruksi PT. Adhi Karya Gowa pada bulan Juli-Agustus 2016, adapun alasan pemilihan lokasi ini
adalah sebab dilokasi ini sudah pernah dilakukan penyuluhan tentang HIV dan AIDS dan kondom oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui 2 (dua) cara yakni teknik wawancara mendalam dan teknik
observasi.
1. Data Primer
Data primer dikumpulkan
melalui observasi partisipasi dengan partisipasi sempurna dan wawancara
mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari
instansi yang terkait dengan penelitian yaitu laporan tahunan LSM.
D.
Teknik
Analisis Data
Pengolahan
data dilakukan secara manual dengan mengelompokkan hasil wawancara sesuai
tujuan penelitian dan selanjutnya dilakukan analisis data selanjutnya diinterprestasikan, kemudian disajikan dalam bentuk
naskah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Penelitian
Penelitian mengenai perilaku buruh konstruksi
terhadap penggunaan kondom pada PT. Adhi Karya Gowa, tanggal 15
Juli - 15 Agustus, yang berlokasi di Gowa,
dan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap makna di balik fakta
atas fenomena tingginya angka kasus infeksi menular seksual yang di sebabkan
karena kurangnya pengetahuan buruh tentang penggunaan kondom dengan cara
observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan teknik snow ball. Dan adapun informan yang berhasil digali informasinya
yaitu sebanyak 6 orang
Tabel 1. Karakteristik Informan
No
|
Inisial
|
JK
|
Umur
|
Pendidikan Terakhir
|
1
|
IA
|
L
|
27 tahun
|
S1
|
2
|
AS
|
L
|
31 tahun
|
SD
|
3
|
WT
|
L
|
45 Tahun
|
SD
|
4
|
SN
|
L
|
38 tahun
|
SD
|
5
|
AR
|
L
|
28 tahun
|
SD
|
6
|
RN
|
L
|
48 tahun
|
SD
|
Tabel 1 diatas menunjukan karakteristik
informan berdasarkan jenis kelamin semuanya adalah laki-laki,
dengan karakteristik usia yang bervariasi, yaitu informan yang berusia 25-
40 tahun sebanyak 4
orang, 45-60 sebanyak 2 orang, informan biasa pada jenjang pendidikan dasar dan informan kunci pada
jenjang pendidikan S1. Di mana 5 (lima) orang di antaranya buruh pekerja
dan 1 (satu) orang dari petugas LSM.
Berikut
hasil wawancara mendalam dengan informan:
a. Pengetahuan
Dari hasil wawancara yang di lakukan secara
mendalam terhadap informan, mengenai pengetahuan buruh terhadap pengertian
tentang kondom, akibat bila berhubungan seksual secara bebas tanpa menggunakan
kondom dan ada beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan kondom sebagai
berikut ;
1)
Pengetahuan tentang kondom
“Salah satu alat kontrasepsi, sebagai alat pengaman untuk kehamilan “ (RN : 28 juli 2016)
Sebagai salah satu alat
kontrasepsi dan sebagai alat pengaman untuk kehamilan
“Ia, kondom itu yang di pake di kelamin sebelum berhubungan” (SN : 28 juli 2016)
Ia, kondom yang di gunakan sebagai alat
pelindung sebelum berhubungan
“Untuk menghidari HIV, walau pun sedikit saya tau tapi belum pernah
menggunakan kondom” (WT : 1 agustus 2016)
Untuk menghindari HIV, walau pun sedikit
saya tahu tapi saya belum pernah menggunakan
2)
Kelebihan kondom
“Saya tidak tau itu kelebihannya itu
kondom karna saya tidak pernah pake” (AS : 1 agustus 2016)
Menurut informan tidak mengetahui
kelebihan kondom karena tidak pernah menggunakannya.
“Supaya kalo melakukan berhubungan seks tidak terkena penyakit HIV” (AR : 1 agustus 2016)
Agar tidak hamil
apabila melakukan hubungan seks.
“Untuk mencegah diri dari HIV dan hamil” (RN : 28 juli 2016)
Untuk mencegah diri
dari HIV dan hamil
3)
Kekurangan kondom
“Kurang terasa enak klo di pake, istri juga ndak suka kalo pake kondom saat
berhubungan” (SN : 28 juli 2016)
Kurang enak apabila menggunakan kondom,
istri juga tidak suka kalau menggunakan kondom saat berhubungan.
“Tergantung orang yang memakai, secara pribadi saya juga merasa tidak
pernah menikmati terus terang, jauh lebih nikmat kalo tidak pake kondom” (RN : 28 juli 2016)
Tergantung yang memakainya, secara pribadi
informan tidak pernah menikmatinya, lebih nikmat apabila tidak menggunakan
kondom
“Kurang tau juga” (WT : 1 agustus 2016)
Tidak tahu
4)
Akibat bila berhubungan
seksual secara bebas tanpa menggunakan kondom
“Tentunya bisa berbahaya apa lagi kalo belum pi menikah”(AS : 1 agustus)
Apabila tidak menggunakan kondom dapat
berbahaya apalagi bagi pasangan yang belum menikah.
“ Itu mi
tadi saya katakan rawan itu masuk virus HIV” (RN : 28 juli 2016)
Rawan masuk virus HIV
apabila tidak menggunakan kondom.
“Bisa mengakibatkan hamil di luar nikahdan terjangkit penyakit HIV” (AR : 1 agustus 2016)
Dapat mengakibatkan
hamil di luar nikah dan terkena penyakit HIV
5)
Di mana mendapatkan kondom
“Di puskesmas, di apotik juga ada” ( WT : 1 agustus 2016)
Kondom bisa di dapatkan di puskesmas dan
apotek.
“Biasanya di outet kondoml” ( SN : 28 juli 2016 )
Kondom biasanya di dapatkan di apotek.
b. Sikap
Sikap buruh juga butuh
menjadi perhatian, utamanya bagaimana sikap buruh terhadap penggunaan kondom,
bagaimana pendistribusian kondom bagi buruh, bagaimana manfaat kondom bagi buruh
dan bagaimana jika pasangan menolak menggunakan kondom, sebaiknya tidak
melakukan hubungan seksual. Maka di peroleh informasi mengenai sikap buruh
terhadap kondom
1.
Bagaimana sikap buruh terhadap
penggunaan kondom
“Saya secara pribadi menanggapi secara prositif karna untuk keamanan dan
untuk kesehatan” (RN : 28 juli 2016)
Saya secara pribadi
menanggapi positif karena untuk keamanan dan kesehatan.
“Bagus juga, karna tidak terkena penyakit HIV” (AR : 1 agustus 2016)
Ia bagus, karena kondom
tidak bisa terkena penyakit HIV
“Bagus juga itu, bisa melindungi penyebab HIV dan bisa melindungi orang
berhubungan seks di luar nikah agar tidak hamil” (WT : 1 agustus 2016)
Bagus, karena dapat melindungi penyebab
HIV dan bisa melindungi orang berhubungan di luar nikah agar tidak hamil.
2.
Bagaimana sikap bapak terhadap
pendistribusian kondom
“kalo pendistribusian tergantuk dari kebutuhan para pubuh, kalo ada yang
minta bisa langsung di kasi” (IA, 29 juli 2016)
Menurut penuturan informan kunci bahwa
pendistribusian kondom ke buruh tergantung dari kebutuhan bur tersebut, kalo
ada buruh yang mau menggunakan kondom bisa langsung di kasi
“Pembagian merata atau kalo mw langsung ke LSM” (RN : 28 juli 2016)
Pembagiannya merata atau kalo ada yang mw
bisa langsung ke LSM
“Saya kurang tau juga karna saya belum pernah di bagikan” (AS : 1 agustus 2016)
Informan belum tahu karena belum pernah
mendapatkan kondom
“Saya rasa merata kalo ada buruh yang mau langsung minta di petugas LSM” (SN : 28 juli 2016)
Saya rasa merata apabila ada buruh yang
mau langsung minta di petugas LSM
3.
Bagaimana sikap buruh tentang
manfaat kondom
“Manfaatnya sangat bagus bde karna bisa mencegah kehamilan di luar nikah” (AS : 1 agustus 2016)
Manfaatnya sangat bagus katanya karena
bisa mencegah kehamilan di luar nikah
“Bisa mencegah hamil dan HIV” (SN : 28 juli 2016)
Bisa mencegah kehamilan
“Kita di jauhkan dari penyakit” (RN : 28 juli 2016)
Informan bisa di jauhkan dari penyakit
4.
Jika pasangan menolak
menggunakan kondom, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual
“Tidak juga, karna tidak selamanya pasangan mau menggunakan kondom” (AR : 1 agustus 2016)
Tidak, karena tidak semua pasangan mau
menggunakan kondom
“Tidak ji, saya tidak tolak karna istriku tidak suka pake kondom” (AS : 1 agustus 2016)
Tidak, saya tidak tolak karena istri saya
tidak suka pakai kondom
“Kalo menolak dalam hal suami istri itu wajar, kalo cerita bebas saya tidak
tau karna saya tidak pernah mengalami di luar nikah” (RN : 28 juli 2016)
Kalau menolak dalam hal suami istri itu
wajar, kalau cerita bebas saya tidak tau karena saya tidak pernah mengalami di
luar nikah.
c. Tindakan
Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak (praktik). Maka dari itu saya perlu mengetahui tindakan buruh terhadap
penggunaan kondom, berikut ini adalah hasil dari wawancara buruh terdahap
penggunaan kondom
1)
Kebiasaan “jajan” sembarang
“kalo sekarang belum tahu apakah buruh sering jajan sembarang di luar
atau tidak, kami belum bisa pastikan karena kami belum melakukan servei apakah buruh
sering jajan sembarang” (IA 29 juli 2016)
Penuturan informan kunci bahwa masi belum
pastikan karena, belum melakukan servei apakah buruh sering jajan sembarang
“Ndak ji karna saya sudah menikah, kalo saya sarankan sih, kalo yang jajan
itu harus pake kondom” (RN : 28 juli 2016)
Tidak karena saya sudah menikah, saya
sarankan apabila yang jajan itu harus memakai kondom.
“biasanya kalo gajian saya ke tempat hiburan malam” (AR : 1 agustus 2016)
Kalo gajian informan sering ke tempat
hiburan malam di karenakan jauh dari istri
“tidak pernah” ( WT : 1 agustus 2016)
Tidak
pernah
2)
Penggunaan kondom saat
berhubungan dengan pasangan tidak tetap.
“Ndak pernah ka’ saya pake begituan” (AS : 1 agustus 2016)
Informan tidak pernah menggunakan kondom
“Tidak juga” (SN : 28 juli 2016)
Tidak tetap
3)
Jenis kondom yang biasa
digunakan
“Kondom dari LSM” (RN : 28 juli 2016)
Kondom yang di dapat dari LSM
“dari petugas LSM” (AR : 1 agustus 2016)
Dari petugas LSM
2. Pembahasan
a. Pengetahuan
Menurut Soekidjo, pengetahuan adalah hasil tahu dan
ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.
Jadi pengetahuan adalah apa yang telah di peroleh setiap individu setelah melihat, mengalaminya
sejak lahir sampai dewasa.
Pengetahuan adalah
sebagai ingatan atas bahan-bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci menurut
teori tetapi apa yang diperlukan adalah menggunakan ingatan akan keterangan
yang sesuai (Pitchard, Donal M, Gant, 1991).
Pada masa kini, kondom merupakan metode kontrasepsi
pria yang telah lama dikenal. Metode kontrasepsi ini kembali mendapatkan
perhatian baru baik dalam bidang Keluarga Berencana maupun dalm bidang lain.
Kondom adalah suatu karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk
menutupi penis yang tegang sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani
tertampung di dalamnya dan tidak masuk di vagina, dengan demikian mencegah
terjadinya pembuahan.
Keuntungan-keuntungan kondom akan diperoleh kalau
kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap berhubungan, karena pada
umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak
konsisten, tidak teratur atau tidak hati-hati.
Infeksi menular seksual yang sebagian besar menular
lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga
penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit
yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara
penularannya.
Mendengar kata HIV dan AIDS, yang tergambar dalam
benak banyak orang adalah sebuah penyakit yang mematikan karena tidak ada obat
yang mampu menyembuhkannya. Saat ini, HIVdan AIDS tidak sekadar isu penyakit
mematikan yang masih menjadi momok menakutkan belaka.
Berdasarkan hasil
wawancara mendalam terhadap semua responden mengenai pengetahuan, kekurangan,
kelebihan, akibat melakukan hubungan seksual secara bebas dan tempat
mendapatkan kondom, bahwa para buruh sudah mengetahui tentang kondom, mereka
juga kurang terlalu suka dan kurang merasa nyaman saat melakukan hubungan
seksual karena kurangnya kenikmatan dalam berhubungan seksual, dan mereka sudah
memahami kelebihan dari kondom, rata-rata buruh sudah mengetahui akibat bila
berhubungan bebas tampa menggunakan kondom dan buruh sudah tahu di mana tempat
untuk mendapatkan kondom
b. Sikap
Manusia menangkap berbagai gejala di luar dirinya
melalui lima indera yang dimiliki. Proses penerimaan ini disebut penginderaan (sensation). Tetapi pengertian manusia
akan lingkungan atau dunia sekitarnya bukan sekedar hasil penginderaan itu. Ada
unsur interpretasi terhadap rangsang yang diterima. Interpretasi ini
menyebabkan manusia menjadi subyek dari pengalamannya sendiri. Rangsangan yang
diterima menyebabkan manusia mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan.
Proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun
peristiwa) hingga disadari dan dimengerti disebut persepsi. Karena persepsi
bukan sekedar penginderaan, maka ada penulis yang menyatakan persepsi sebagai
the interpretation of experience
(penafsiran pengalaman). Sikap adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Sikap adalah memberikan makna pada stimuli indearwi. Hubungan sensasi
dengan sikap sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari sikap. Walaupun begitu,
menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi
juga atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori.
Sikap buruh adalah
salah satu dari bagian terpenting apakah mereka menggunakan kondon saat
berhubungan seksual atau tidak dan manfaat dari kondom tersebut agar mereka
bisa terhindar dari penyakit menular seksual dan HIVdan AIDS. Dimana telah di peroleh beberapa tanggapan dari dari beberapa
informan, dimana di peroleh informasi sebagai berikut
Dari hasil wawancara
mendalam terhadap buruh dan petugas lapangan mengenai sikap buruh terhadap
penggunaan kondom, bagaimana pendistribusian, manfaat dan jika pasangan menolak
menggunakan kondom sebaiknya tidak melakukan seksual, para buruh merasa sangat
bagus karena bisa menghidari dari penyakit menular seksual, HIVdan AIDS dan hamil di luar nikah, pendistribusian kondom ke para buruh sudah
merata, manfaat dari penggunaan kondom itu bisa menjauhkan buruh dari penyakit
HIVdan
AIDS dan hamil di luar nikah, buruh juga tidak menolak
kalau berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom karena sebagian bersar
responden sudah menikah
c. Tindakan
Suatu sikap belum tentu terwujud dalam satu
tindakan (overt behavior). Untuk
terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya dari
suami atau istri.
Lewin, menyatakan bahwa ada dua macam kekuatan
dalam individu, yakni kekuatan mendorong dan yang menghambat terjadinya suatu tindakan. Dengan memperkuat
tenaga pendorong dan memperlemah tenaga penghambat, maka motivasi individu
untuk melakukan tindakan
Dari hasil wawancara
mendalam dengan informan apakah pernah melakukan jajan sembarang, penggunaan
kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan tidak tetap dan jenis kondom
yang di gukan saat berhubungan seksual. Penuturan para buruh yang di wawancarai bahwa sebagian dari mereka tidak pernah melakukan jajan sembarang dan sebagian dari buruh sering ke tempat hiburan malam pada saat menerima gaji mereka ke tempat
hiburan malam karena jauh dari istri dan ada buruh yang tidak biasa pergi ke tempat-tempat hiburan malam dan sebagian buruh yang tidak ke tempat begitu karena sudah menikah, untuk penggunaan kondom
saat berhubungan seksual dengan pasangan tidak tetap para buruh yang di wawancarai mereka tidak pernah menggukan kondom apalagi dengan orang lain,
tidak selamanya juga pasangan mau menggunakan kondom dan
jenis kondom yang di gunakan saat berhubungan seksual, ada yang menggunakan
kondom yang di berikan dari LSM dan ada yang tidak menggunakan kondom
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Berdasarkan aspek
pengetahuan tentang kondom, sebagian buruh konstruksi telah mengetahui kondom.
2. Sebagian besar burh konstruksi bersikap tidak
menggunakan kondom karena pasangan mereka tidak mengingkan meskipun pasangan
mereka tidak mau menggunakan kondom mereka tetap berhubungan seksual.
3. Berdasarkan aspek tindakan, sebagian besar buruh
konstruksi tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual
B.
Saran
1.
Di sarankan kepada para buruh untuk lebih menambah
pengetahuan tentang kondom, kelebihan kondom, kekurangan kondom dan akibat yang
bisa timbul tanpa menggunakan kondom saat berhubungan seksual secara bebas
2.
Di sarankan pada buruh dan pasangannya untuk
menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan memberikan pemahan terhadap
pasangannya tentang manfaat dari penggunaan kondom
3.
Disarankan kepada buruh konstruksi agar tidak jajan
karena bisa mengakibatkan infeksi menular seksual dan HIV, dan di sarankan
untuk tetap menggunakan kondom saat berhubungan seksual apabila tidak mampu
menahan diri untuk jajan seks.
DAFTAR PUSTAKA
Adam,Arlin,2016, Panduan Kerja
Penyelesaian Studi Universitas Pejuang
RI.Makassar, unit Penelitian dan Pengembangan (UP2) fakultas kesehatan
Masyarakat Universitas Pejuang RI.Makassar, Makassar
Abdul Bari Saifuddin, dkk.
2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepasi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Halaman U1 – U6, MK1 MK
84, PK 59 – PK 77.
Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational
Objectives : TheClassification of Educational Goals, Handbook I Cognitive
Domain.New York : Longmans, Green and Co.
David .R. krathwohl 1999 Taxonomi of Educational
Objektives: the Classification of Education Goals London :Longmans
Desiderato, M. 2000. Hubungan
Antara Persepsi Terhadap Pendidikan Seks dengan Kenakalan Remaja. Skripsi (tidak
diterbitkan). Yogyakarta: UGM.
Dirjen PP dan PL. 2014.
Laporan Situasi Perkembangan HIV-AIDS Triwulan
III Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Estimasi Jumlah Populasi Kunci
Terdampak HIV Tahun 2012. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Hartanto, Hanafi. 2004, Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi, PUSTAKA SINAR HARAPAN, Jakarta
Kartono,
Kartini. (1997) Patologi Sosial Jilid 5. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada
Kemenkes RI. 2013. Pedoman
Nasional Tes dan Konseling HIV/AIDS. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Ngatimin, Rusli. 2005. Ilmu
Perilaku Kesehatan Sari dan Aplikasi. Makassar:Yayasan PK-3.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta. Jakarta.
Pritchard, Macdonald &
Gant. (1991). Obstetric Williams. Surabaya: Airlangga University Press
Siswosudarmo, dkk. 2001. Teknologi
Kontrasepsi. Jakarta : UGM
World Health Organization,
2010.Regional Office for the Western Pacific.
STI/HIV status and trends of STI,HIV and AIDS at the end of the Millennium,
WHO/WPO.