Rabu, 10 Mei 2017

PERILAKU BURUH KONSTRUKSI TERHADAP PENGGUNAAN KONDOM (Studi Kualitatif pada Buruh Konstruksi PT. ADHY KARYA)

PERILAKU BURUH KONSTRUKSI TERHADAP PENGGUNAAN KONDOM
(Studi Kualitatif pada Buruh Konstruksi PT. ADHY KARYA)

Adam Badwi, Abdullah Umaternate
Program Studi Kesehatan Masyarakat FKM UPRI Makassar

Abstrak:
Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan melalui peningkatan penggunaan kondom pada kelompok berisiko mengalami berbagai hambatan terutama karena perilaku masyarakat. Berdasarkan hasil survey penggunaan kondom di Kota Makassar yang dilakukan oleh Yayasan Mitra Husada (YMH) tahun 2015, angka penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko masih sangat rendah, yaitu 50%-60%. Sementara itu, diyakini apabila yang angka penggunaan kondom mencapai 100% sangat memberikan pengaruh yang signifikan dalam menahan laju epidemi HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan.
Penelitian ingin mengetahui perilaku buruh konstruksi terhadap penggunaan kondom di proyek pembangunan Fakultas Teknik unhas Gowa dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan observasional dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian memberikan informasi bahwa sebagain buruh konstruksi telah memiliki pengetahuan tentang kondom dan fungsi-fungsinya, meskipun buruh tidak terlalu menyukai berhubungan seksual menggunakan kondom di karenakan kurangnya kenikmatan saat berhubungan seksual, walaupun para buruh sudah mengetahui kelebihan dari kondom yaitu bisa mencegah dari penyakit HIV dan hamil di luar nikah dan buruh sudah mengetahui di mana tempat mendapatkan kondom, sebagian buruh konstruksi belum bersikap secara positif terhadap penggunaan kondom dan sebagian buruh memiliki tindakan berisiko yaitu membeli seks secara bebas tanpa menggunakan kondom.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan aspek pengetahuan tentang kondom, sebagian buruh konstruksi telah mengetahui kondom, sebagian besar buruh konstruksi bersikap tidak menggunakan kondom karena pasangan mereka tidak ingin menggunakan kondom namun mereka tetap berhubungan seksual, berdasarkan aspek tindakan, sebagian besar buruh konstruksi tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Kata Kunci:
Buruh konstruksi, perilaku, kondom, HIV dan AID
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara dan saat ini jumlah penduduk Indonesia menduduki urutan keempat terbesar di dunia sesudah rakyat Cina (RRC). Indonesia dan AS menurut sensus penduduk pada akhir tahun 2010 berjumblah 237,6 juta jiwa, proyeksi tahun 2013 sebesar 245,5 juta jiwa dan proyeksi jumblah penduduk tahun 2014 naik menjadi 248 juta jiwa (Alfian Loew,2015).
Kondom merupakan selubung atau sarung  karet  yang  dapat  terbuat  dari  berbagai bahan  diantaranya  lateks (karet), plastik (vinil),  atau  bahan  alami  (produksi hewani) yang  dipasang  pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
Kondom  dalam  berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa abad yang lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus penis untuk melindungi dari penyakit yang telah digunakan sejak 1350 sebelum masehi dan digunakan untuk mencegah kehamilan sekitar abad ke-16.
Keuntungan-keuntungan kondom akan diperoleh kalau kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap berhubungan, karena pada umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati-hati.
Infeksi menular seksual yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).
Kejadian penyakit sifilis di Amerika Serikat terdapat lebih dari 36.000 kasus sifilis pada tahun 2010, termasuk 9.756 kasus sifilis.Sebagian besar kasus tersebut terjadi pada pasien berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi pada usia 20 sampai 24 tahun dan pada laki-laki 35 sampai 39 tahun. Sementara kasus sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2009 sampai 2010, dari 339 kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2009 menjadi 349 kasus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 tercatat 64% dari kasus sifilis dilaporkan terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria, (World Helath Organization, 2010).
Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2012 melalui Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) bahwa pada tahun 2011 mendapatkan angka kejadian sifilis di Indonesia diderita oleh waria sebesar 25%, pekerja seks langsung sebesar 10%, pria yang berhubungan seks sesama pria sebesar 10%, pekerja seks tidak langsung sebesar 3% dan narapidana sebesar 3%.(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Berdasarkan data dinas kesehatan Sulawesi Selatan pada bulan Maret tahun 2013 terdata 3.058 terkena sifilis di Sulawesi Selatan. Peningkatan penderita sifilis berada pada usia produktif yang berstatus anak sekolah, mahasiswa, dan pekerja.(Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2013).
Kejadian sifilis di kota Makassar berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Makassar tahun 2013 data penderita sifilis di kota Makassar adalah 668 penderita.(Dinas Kesehatan Kota Makassar,2013).
Sebagai salah satu penyakit menular seksual yaitu HIV dan AIDS,  WHO mencatat sejak AIDS ditemukan hingga akhir 2014 terdapat 34 juta orang meninggal dan di tahun 2014 tercatat sebesar 1,2 juta orang meninggal karena virus tersebutt. Dijelaskan, hingga akhir 2014 jumlah penderita orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di dunia sebesar 36,9 juta orang. Terdapat 36,9 juta ODHA di dunia pada akhir 2014. Target tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goal (SDG) adalah antara lain menghentikan epidemi HIV dan AIDS di dunia pada 2030.
Sementara itu, upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan melalui peningkatan penggunaan kondom pada kelompok berisiko mengalami berbagai hambatan terutama karena perilaku masyarakat. Berdasarkan hasil survey penggunaan kondom di Kota Makassar yang dilakukan oleh Yayasan Mitra Husada (YMH) tahun 2015, angka penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko masih sangat rendah, yaitu 50%-60%. Sementara itu, diyakini apabila yang angka penggunaan kondom mencapai 100% sangat memberikan pengaruh yang signifikan dalam menahan laju epidemi HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan.
Kondom sebagai alat untuk mencegah penyakit menular akibat berhubungan seks tentunya membutuhkan penerimaan dari buruh. Penerimaan lebih lanjut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan tindakan. Disamping itu persepsi masyarakat tentang kondom tersebut yang juga turut mempengaruhi mayarakat untuk memilih kondom sebagai jenis konterasepsi dan untuk mencegah penyakit menular seks pada saat berhubungan. Kurangnya pengguna kondom pada masyarakat disebabkan beberapa hal antara lain sebagian masyarakat kurang memahami cara penggunaan kondom yang tepat
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana perilaku buruh konstruksi terhadap penggunaan kondom PT. ADHY KARYA dengan tujuan penelitian mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan buruh terhadap penggunaan kondom di proyek pembangunan Tehnik Unhas Gowa.

II. METODE PENELITIAN

A.                 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan, sikap dan tindakan buruh konstruksi terhadap penggunaan kondom di proyek pembangunan Tehnik Unhas Gowa.

B.                  Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada buruh konstruksi PT. Adhi Karya Gowa pada bulan Juli-Agustus 2016, adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah sebab dilokasi ini sudah pernah dilakukan penyuluhan tentang HIV dan AIDS dan kondom oleh Lembaga Swadaya Masyarakat.

C.                  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui 2 (dua) cara yakni teknik wawancara mendalam dan teknik observasi.
1.      Data Primer
Data primer dikumpulkan melalui observasi partisipasi dengan partisipasi sempurna dan wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara
2.      Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian yaitu laporan tahunan LSM.

D.                 Teknik Analisis Data 
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan mengelompokkan hasil wawancara sesuai tujuan penelitian dan selanjutnya dilakukan analisis data selanjutnya diinterprestasikan, kemudian disajikan dalam bentuk naskah.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.                    Hasil Penelitian
Penelitian mengenai perilaku buruh konstruksi terhadap penggunaan kondom pada PT. Adhi Karya Gowa, tanggal 15 Juli - 15 Agustus, yang berlokasi di Gowa, dan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap makna di balik fakta atas fenomena tingginya angka kasus infeksi menular seksual yang di sebabkan karena kurangnya pengetahuan buruh tentang penggunaan kondom dengan cara observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan teknik snow ball. Dan adapun informan yang berhasil digali informasinya yaitu sebanyak 6 orang

Tabel 1. Karakteristik Informan

No
Inisial
JK
Umur
Pendidikan Terakhir
1
IA
L
27 tahun
S1
2
AS
L
31 tahun
SD
3
WT
L
45 Tahun
SD
4
SN
L
38 tahun
SD
5
AR
L
28 tahun
SD
6
RN
L
48 tahun
SD

Tabel 1 diatas menunjukan karakteristik informan berdasarkan jenis kelamin semuanya adalah laki-laki, dengan karakteristik usia yang bervariasi, yaitu informan yang berusia 25- 40 tahun sebanyak 4 orang, 45-60 sebanyak 2 orang, informan biasa pada jenjang pendidikan dasar dan informan kunci pada jenjang pendidikan S1. Di mana 5 (lima) orang di antaranya buruh pekerja dan 1 (satu) orang dari petugas LSM.

Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan:
a. Pengetahuan
Dari hasil wawancara yang di lakukan secara mendalam terhadap informan, mengenai pengetahuan buruh terhadap pengertian tentang kondom, akibat bila berhubungan seksual secara bebas tanpa menggunakan kondom dan ada beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan kondom sebagai berikut ;
1)         Pengetahuan tentang kondom
“Salah satu alat kontrasepsi, sebagai alat pengaman  untuk kehamilan “   (RN : 28 juli 2016)
Sebagai salah satu alat kontrasepsi dan sebagai alat pengaman untuk kehamilan
“Ia, kondom itu yang di pake di kelamin sebelum berhubungan” (SN : 28 juli 2016)
Ia, kondom yang di gunakan sebagai alat pelindung sebelum berhubungan
“Untuk menghidari HIV, walau pun sedikit saya tau tapi belum pernah menggunakan kondom” (WT : 1 agustus 2016)
Untuk menghindari HIV, walau pun sedikit saya tahu tapi saya belum pernah menggunakan
2)         Kelebihan kondom
“Saya tidak tau itu kelebihannya itu kondom karna saya tidak pernah pake” (AS : 1 agustus 2016)
Menurut informan tidak mengetahui kelebihan kondom karena tidak pernah menggunakannya.
“Supaya kalo melakukan berhubungan seks tidak terkena penyakit HIV” (AR : 1 agustus 2016)
Agar tidak hamil apabila melakukan hubungan seks.
“Untuk mencegah diri dari HIV dan hamil” (RN : 28 juli 2016)
Untuk mencegah diri dari HIV dan hamil

3)         Kekurangan kondom
“Kurang terasa enak klo di pake, istri juga ndak suka kalo pake kondom saat berhubungan” (SN : 28 juli 2016)
Kurang enak apabila menggunakan kondom, istri juga tidak suka kalau menggunakan kondom saat berhubungan.
“Tergantung orang yang memakai, secara pribadi saya juga merasa tidak pernah menikmati terus terang, jauh lebih nikmat kalo tidak pake kondom” (RN : 28 juli 2016)
Tergantung yang memakainya, secara pribadi informan tidak pernah menikmatinya, lebih nikmat apabila tidak menggunakan kondom
“Kurang tau juga” (WT : 1 agustus 2016)
Tidak tahu

4)         Akibat bila berhubungan seksual secara bebas tanpa menggunakan kondom
“Tentunya bisa berbahaya apa lagi kalo belum pi  menikah”(AS : 1 agustus)
Apabila tidak menggunakan kondom dapat berbahaya apalagi bagi pasangan yang belum menikah.
“ Itu mi tadi saya katakan rawan itu masuk virus HIV” (RN : 28 juli 2016)
Rawan masuk virus HIV apabila tidak menggunakan kondom.
“Bisa mengakibatkan hamil di luar nikahdan terjangkit penyakit HIV” (AR : 1 agustus 2016)
Dapat mengakibatkan hamil di luar nikah dan terkena penyakit HIV

5)         Di mana mendapatkan kondom
“Di puskesmas, di apotik juga ada” ( WT : 1 agustus 2016)
Kondom bisa di dapatkan di puskesmas dan apotek.
“Biasanya  di outet kondoml” ( SN : 28 juli 2016 )
Kondom biasanya di dapatkan di apotek.


b. Sikap
Sikap buruh juga butuh menjadi perhatian, utamanya bagaimana sikap buruh terhadap penggunaan kondom, bagaimana pendistribusian kondom bagi buruh, bagaimana manfaat kondom bagi buruh dan bagaimana jika pasangan menolak menggunakan kondom, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual. Maka di peroleh informasi mengenai sikap buruh terhadap kondom
1.         Bagaimana sikap buruh terhadap penggunaan kondom
“Saya secara pribadi menanggapi secara prositif karna untuk keamanan dan untuk kesehatan” (RN : 28 juli 2016)
Saya secara pribadi menanggapi positif karena untuk keamanan dan kesehatan.
“Bagus juga, karna tidak terkena penyakit HIV” (AR : 1 agustus 2016)
Ia bagus, karena kondom tidak bisa terkena penyakit HIV
“Bagus juga itu, bisa melindungi penyebab HIV dan bisa melindungi orang berhubungan seks di luar nikah agar tidak hamil” (WT : 1 agustus 2016)
Bagus, karena dapat melindungi penyebab HIV dan bisa melindungi orang berhubungan di luar nikah agar tidak hamil.

2.         Bagaimana sikap bapak terhadap pendistribusian kondom
kalo pendistribusian tergantuk dari kebutuhan para pubuh, kalo ada yang minta bisa langsung di kasi” (IA, 29 juli 2016)
Menurut penuturan informan kunci bahwa pendistribusian kondom ke buruh tergantung dari kebutuhan bur tersebut, kalo ada buruh yang mau menggunakan kondom bisa langsung di kasi
“Pembagian merata atau kalo mw langsung ke LSM” (RN : 28 juli 2016)
Pembagiannya merata atau kalo ada yang mw bisa langsung ke LSM
“Saya kurang tau juga karna saya belum pernah di bagikan” (AS : 1 agustus 2016)
Informan belum tahu karena belum pernah mendapatkan kondom
“Saya rasa merata kalo ada buruh yang mau langsung minta di petugas LSM” (SN : 28 juli 2016)
Saya rasa merata apabila ada buruh yang mau langsung minta di petugas LSM
3.         Bagaimana sikap buruh tentang manfaat kondom
“Manfaatnya sangat bagus bde karna bisa mencegah kehamilan di luar nikah” (AS : 1 agustus 2016)
Manfaatnya sangat bagus katanya karena bisa mencegah kehamilan di luar nikah
“Bisa mencegah hamil dan HIV” (SN : 28 juli 2016)
Bisa mencegah kehamilan
“Kita di jauhkan dari penyakit” (RN : 28 juli 2016)
Informan bisa di jauhkan dari penyakit

4.         Jika pasangan menolak menggunakan kondom, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual
“Tidak juga, karna tidak selamanya pasangan mau menggunakan kondom” (AR : 1 agustus 2016)
Tidak, karena tidak semua pasangan mau menggunakan kondom
“Tidak ji, saya tidak tolak karna istriku tidak suka pake kondom” (AS : 1 agustus 2016)
Tidak, saya tidak tolak karena istri saya tidak suka pakai kondom
“Kalo menolak dalam hal suami istri itu wajar, kalo cerita bebas saya tidak tau karna saya tidak pernah mengalami di luar nikah” (RN : 28 juli 2016)
Kalau menolak dalam hal suami istri itu wajar, kalau cerita bebas saya tidak tau karena saya tidak pernah mengalami di luar nikah.

c. Tindakan
Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak (praktik). Maka dari itu saya perlu mengetahui tindakan buruh terhadap penggunaan kondom, berikut ini adalah hasil dari wawancara buruh terdahap penggunaan kondom

1)         Kebiasaan “jajan” sembarang
kalo sekarang belum tahu apakah buruh sering jajan sembarang di luar atau tidak, kami belum bisa pastikan karena kami belum melakukan servei apakah buruh sering jajan sembarang” (IA 29 juli 2016)
Penuturan informan kunci bahwa masi belum pastikan karena, belum melakukan servei apakah buruh sering jajan sembarang
“Ndak ji karna saya sudah menikah, kalo saya sarankan sih, kalo yang jajan itu harus pake kondom” (RN : 28 juli 2016)
Tidak karena saya sudah menikah, saya sarankan apabila yang jajan itu harus memakai kondom.
“biasanya kalo gajian saya ke tempat hiburan malam”  (AR : 1 agustus 2016)
Kalo gajian informan sering ke tempat hiburan malam di karenakan jauh dari istri
 “tidak pernah” ( WT : 1 agustus 2016)
Tidak  pernah
2)         Penggunaan kondom saat berhubungan dengan pasangan tidak tetap.
“Ndak pernah ka’ saya pake begituan” (AS : 1 agustus 2016)
Informan tidak pernah menggunakan kondom
“Tidak juga” (SN : 28 juli 2016)
Tidak tetap
3)         Jenis kondom yang biasa digunakan
“Kondom dari LSM” (RN : 28 juli 2016)
Kondom yang di dapat dari LSM
“dari petugas LSM” (AR : 1 agustus 2016)
Dari petugas LSM
2.  Pembahasan
a. Pengetahuan
Menurut Soekidjo, pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Jadi pengetahuan adalah apa yang telah di peroleh  setiap individu setelah melihat, mengalaminya sejak lahir sampai dewasa. 
Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci menurut teori tetapi apa yang diperlukan adalah menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai (Pitchard, Donal M, Gant, 1991).
Pada masa kini, kondom merupakan metode kontrasepsi pria yang telah lama dikenal. Metode kontrasepsi ini kembali mendapatkan perhatian baru baik dalam bidang Keluarga Berencana maupun dalm bidang lain. Kondom adalah suatu karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi penis yang tegang sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk di vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan.
Keuntungan-keuntungan kondom akan diperoleh kalau kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap berhubungan, karena pada umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati-hati.
Infeksi menular seksual yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya.
Mendengar kata HIV dan AIDS, yang tergambar dalam benak banyak orang adalah sebuah penyakit yang mematikan karena tidak ada obat yang mampu menyembuhkannya. Saat ini, HIVdan AIDS tidak sekadar isu penyakit mematikan yang masih menjadi momok menakutkan belaka.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap semua responden mengenai pengetahuan, kekurangan, kelebihan, akibat melakukan hubungan seksual secara bebas dan tempat mendapatkan kondom, bahwa para buruh sudah mengetahui tentang kondom, mereka juga kurang terlalu suka dan kurang merasa nyaman saat melakukan hubungan seksual karena kurangnya kenikmatan dalam berhubungan seksual, dan mereka sudah memahami kelebihan dari kondom, rata-rata buruh sudah mengetahui akibat bila berhubungan bebas tampa menggunakan kondom dan buruh sudah tahu di mana tempat untuk mendapatkan kondom
b. Sikap
Manusia menangkap berbagai gejala di luar dirinya melalui lima indera yang dimiliki. Proses penerimaan ini disebut penginderaan (sensation). Tetapi pengertian manusia akan lingkungan atau dunia sekitarnya bukan sekedar hasil penginderaan itu. Ada unsur interpretasi terhadap rangsang yang diterima. Interpretasi ini menyebabkan manusia menjadi subyek dari pengalamannya sendiri. Rangsangan yang diterima menyebabkan manusia mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses diterimanya rangsang (obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) hingga disadari dan dimengerti disebut persepsi. Karena persepsi bukan sekedar penginderaan, maka ada penulis yang menyatakan persepsi sebagai the interpretation of experience (penafsiran pengalaman). Sikap adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sikap adalah memberikan makna pada stimuli indearwi. Hubungan sensasi dengan sikap sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari sikap. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori.
Sikap buruh adalah salah satu dari bagian terpenting apakah mereka menggunakan kondon saat berhubungan seksual atau tidak dan manfaat dari kondom tersebut agar mereka bisa terhindar dari penyakit menular seksual dan HIVdan AIDS. Dimana telah di peroleh beberapa tanggapan dari dari beberapa informan, dimana di peroleh informasi sebagai berikut
Dari hasil wawancara mendalam terhadap buruh dan petugas lapangan mengenai sikap buruh terhadap penggunaan kondom, bagaimana pendistribusian, manfaat dan jika pasangan menolak menggunakan kondom sebaiknya tidak melakukan seksual, para buruh merasa sangat bagus karena bisa menghidari dari penyakit menular seksual, HIVdan AIDS dan hamil di luar nikah, pendistribusian kondom ke para buruh sudah merata, manfaat dari penggunaan kondom itu bisa menjauhkan buruh dari penyakit HIVdan AIDS dan hamil di luar nikah, buruh juga tidak menolak kalau berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom karena sebagian bersar responden sudah menikah
c. Tindakan
Suatu sikap belum tentu terwujud dalam satu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri.
Lewin, menyatakan bahwa ada dua macam kekuatan dalam individu, yakni kekuatan mendorong dan yang menghambat  terjadinya suatu tindakan. Dengan memperkuat tenaga pendorong dan memperlemah tenaga penghambat, maka motivasi individu untuk melakukan tindakan
Dari hasil wawancara mendalam dengan informan apakah pernah melakukan jajan sembarang, penggunaan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan tidak tetap dan jenis kondom yang di gukan saat berhubungan seksual. Penuturan para buruh yang di wawancarai bahwa sebagian dari mereka tidak pernah melakukan  jajan sembarang dan sebagian dari buruh sering ke tempat hiburan malam pada saat menerima gaji mereka ke tempat hiburan malam karena jauh dari istri dan ada buruh yang tidak biasa pergi ke tempat-tempat hiburan malam dan sebagian buruh yang tidak ke tempat begitu karena sudah menikah, untuk penggunaan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan tidak tetap para buruh yang di wawancarai mereka tidak pernah menggukan kondom apalagi dengan orang lain, tidak selamanya juga pasangan mau menggunakan kondom dan jenis kondom yang di gunakan saat berhubungan seksual, ada yang menggunakan kondom yang di berikan dari LSM dan ada yang tidak menggunakan kondom

IV. PENUTUP

A.                 Kesimpulan
1. Berdasarkan aspek pengetahuan tentang kondom, sebagian buruh konstruksi telah mengetahui kondom.
2. Sebagian besar burh konstruksi bersikap tidak menggunakan kondom karena pasangan mereka tidak mengingkan meskipun pasangan mereka tidak mau menggunakan kondom mereka tetap berhubungan seksual.
3. Berdasarkan aspek tindakan, sebagian besar buruh konstruksi tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual

B.                   Saran
1.         Di sarankan kepada para buruh untuk lebih menambah pengetahuan tentang kondom, kelebihan kondom, kekurangan kondom dan akibat yang bisa timbul tanpa menggunakan kondom saat berhubungan seksual secara bebas
2.         Di sarankan pada buruh dan pasangannya untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual dan memberikan pemahan terhadap pasangannya tentang manfaat dari penggunaan kondom
3.         Disarankan kepada buruh konstruksi agar tidak jajan karena bisa mengakibatkan infeksi menular seksual dan HIV, dan di sarankan untuk tetap menggunakan kondom saat berhubungan seksual apabila tidak mampu menahan diri untuk jajan seks.


DAFTAR PUSTAKA

Adam,Arlin,2016, Panduan Kerja Penyelesaian Studi Universitas Pejuang RI.Makassar, unit Penelitian dan Pengembangan (UP2) fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Pejuang RI.Makassar, Makassar
Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepasi.  Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman U1 – U6, MK1  MK 84, PK 59 – PK 77.
Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : TheClassification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain.New York : Longmans, Green and Co.
David .R.  krathwohl 1999 Taxonomi of Educational Objektives: the Classification of Education Goals London :Longmans
Desiderato, M. 2000. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pendidikan Seks dengan Kenakalan Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: UGM.
Dirjen PP dan PL. 2014. Laporan Situasi Perkembangan HIV-AIDS Triwulan  III Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Estimasi Jumlah Populasi Kunci Terdampak  HIV Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Hartanto, Hanafi. 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, PUSTAKA SINAR HARAPAN, Jakarta
Kartono, Kartini. (1997) Patologi Sosial Jilid 5. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Nasional Tes dan Konseling HIV/AIDS. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Ngatimin, Rusli. 2005. Ilmu Perilaku Kesehatan Sari dan Aplikasi. Makassar:Yayasan PK-3.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Pritchard, Macdonald & Gant. (1991). Obstetric Williams. Surabaya: Airlangga University Press
Siswosudarmo, dkk. 2001. Teknologi Kontrasepsi. Jakarta : UGM
World Health Organization, 2010.Regional Office for the Western Pacific. STI/HIV status and trends of STI,HIV and AIDS at the end of the Millennium,  WHO/WPO.


ESTABLISHMENT OF INDIVIDUAL CONSONANCE IN MAKASSAR MUSLIM COMMUNITIES ON CONDOMS THROUGH LOCAL FUNCTION INSTITUTION Adam Badwi, Munadh...