Senin, 29 Juni 2009

Panduan PBL II

PANDUAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) II
Oleh : Adam Badwi

PENGELOLA LABORATORIUM KOMUNITAS
FKM UVRI MAKASSAR

Pelindung/Penasehat : Dekan FKM UVRI Makassar
Penanggung jawab : Pembantu Dekan IV FKM UVRI Makassar
Kepala/Koordinator : Andi Asri, SKM
Sekretaris : Adam Badwi, SKM, MM
Tim Teknis : Suwardi,ST, M.Kes

Panduan Proses
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) II
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA

A. Pendahuluan

Pengalaman belajar lapangan (PBL) II merupakan kelanjutan dari PBL I dimana penekanan utamanya pada faktor kemandirian masyarakat dalam rangka menelaah masalah kesehatannya sendiri, dan mencari solusinya. Sehingga dengan demikian PBL II ini titik beratnya pada commmunity development.
Hanya saja dari evaluasi PBL I ternyata kelemahan dasar adalah pada potensi utama mahasiswa non tugas belajar, dimana tidak memiliki kompetensi kesehatan masyarakat yang memadai. Meskipun telah dibekali teori-teori, tetapi dengan munculnya “gagap aksi”—atau masih kaku dan ragu serta takut salah mempraktekkan pengetahuannya, maka laboratorium komunitas menempuh suatu cara untuk memberikan frame kompetensi kesehatan masyarakat praktis untuk diterjemahkan, dan dikelola di lapangan.
Tugas utama mahasiswa dalam kegiatan PBL II adalah meramu seluruh persoalan yang ada berdasarkan bahan-bahan yang diperoleh pada kegiatan-kegiatan:
o Persoalan yang ada dan belum ditangani dengan baik pada PBL I
o Persoalan yang muncul setelah rapid assesment.
Output yang diharapkan dengan kegiatan PBL II ini adalah terwujudnya desa/kelurahan sehat dan mandiri, sehingga dapat memiliki kesiapan dalam menghadapi berbagai masalah kesehatan masyarakat.

B. Tema Kegiatan PBL II

Tema kegiatan PBL II tahun ajaran 2008/2009adalah “MEWUJUDKAN DESA/KELURAHAN SEHAT MANDIRI”:

C. Tujuan PBL II
Tujuan Umum
Mewujudkan desa/kelurahan Sehat Mandiri
Tujuan Khusus
1. Identifikasi masalah yang dihadapi masyarakat dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri.
2. Penentuan prioritas masalah yang dihadapi masyarakat dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri.
3. Merumuskan rencana intervensi masalah yang dihadapi masyarakat dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri.
4. Intervensi masalah kesehatan masyarakat yang menjadi prioritas dan sosialisasi ketersediaan perangkat desa/kelurahan dalam mewujudkan desa/kelurahan sehat mandiri
5. Evaluasi kinerja program yang telah dilaksanakan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat
6. Alternatif perbaikan program dalam rangka pengembangan kedepan, dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

D. Strategi Proses Pembelajaran
1. Kegiatan Perkuliahan yang dilaksanakan sebanyak 14 SAP (Satuan Acara Perkuliahan) dengan durasi 14 x 90 menit (total 21 jam)
2. Kegiatan Pembekalan yang dilaksanakan sebanyak 2 materi dengan durasi per materi 90 menit (total 3 jam)
3. Kegiatan pembimbingan lapangan yang dilaksanakan secara intensif sebanyak 14 hari x 90 menit (atau durasi minimal 21 jam).
4. Kegiatan supervisi lapangan yang dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan durasi 3 x 90 menit (atau durasi minimal 4,5 jam).
5. Kegiatan belajar mandiri mahasiswa sebanyak 14 hari full time di lapangan (masyarakat).

E. Kegiatan Pembimbingan Lapangan
Kegiatan pembimbingan lapangan dilakukan oleh pembimbing lapangan dan pembimbing institusi yang berasal dari dosen tetap FKM UVRI dengan aspek pembimbingan sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab pada tim pengelola terhadap pelaksanaan kegiatan PBL oleh mahasiswa
2. Melaksanakan kegiatan kerja PBL yang telah ditetapkan
3. Bertanggung jawab terhadap semua aktifitas mahasiswa PBL selama di lapangan
4. Membimbing/mengarahkan mahasiswa PBL dalam pelaksanaan kegiatan kerja PBL yang telah ditetapkan
5. Mengintegrasikan kegiatan PBL di lapangan dengan kegiatan pemerintah
6. Memantau semua kegiatan pelaksana PBL oleh mahasiswa di lapangan
7. Memberi catatan khusus terhadap mahasiswa yang tidak mentaati kegiatan PBL di lapangan
8. Mengambil keputusan bila terjadi hal-hal yang diinginkan selama di lapangan setelah dimusyawarahkan antara di antara pembimbing lapangan yang diketahui oleh supervisi
9. Memberi petunjuk tentang pelaksanaan kegaiatan PBL di lapangan

F. Kegiatan Supervisi Lapangan
Kegiatan supervisi dilakukan oleh Unsur pimpinan fakultas (Dekan, PD I, PD II, PD III, dan PD IV) serta Kepala/Koordinator Laboratorium Komunitas.
Adapun aspek supervisi sebagai berikut:
1 Memantau kegiatan pembimbing lapangan terhadap pelaksanaan PBL oleh mahasiswa
2 Memantau pelaksanaan kegiatan PBL oleh mahasiswa di lapangan
3 Memberi petunjuk/pengarahan tentang kegiatan PBL apabila diperlukan
4. Membuat laporan supervisi
G. Kegiatan belajar Mandiri Mahasiswa
Adapun kegiatan belajar mandiri mahasiswa meliputi sebagai berikut:
1. Mampu berdisiplin dalam orientasi dan kegiatan lapangan
2. Mampu bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
3. Mampu bekerjasama dalam tim lapangan
4. Mampu berinisiatif dan dapat memberikan ide atau cara yang terbaik dalam melaksanakan suatu kegiatan
5. Mampu menjaga Kondite atau aturan tata tertib UVRI dan etika yang berlaku di masyarakat
6. Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik dalam pengeorganisasian masyarakat
7. Memiliki kebiasaan mengelola kegiatan harian secara terencana dan terukur
8. Memilki kemampuan dalam mempresentasekan program yang telah dilaksanakan kepada masyarakat
9. Memiliki kemampuan dalam merumuskan laporan kegiatan berdasarkan sistematika yang baku.

H. Alur Kegiatan Lapangan
Pemberangkatan dan Penerimaan
1. Pemberangkatan mahasiswa PBL dikoordinir oleh Korkab, Korcam dan Kordes (Sesuai otoritas masing-masing)
2. Pembimbing institusi/lapangan bertugas mendampingi mahasiswa hingga ke lokasi dan diterima oleh pemerintah setempat
3. Penyusunan POA (Plan of Action), Time Schedule, dan RAB (Rincian Alokasi Biaya) program
Penyusunan POA meliputi jenis kegiatan, tujuan kegiatan, sasaran kegiatan, metode kegiatan, waktu kegiatan, estimasi biaya, indikator keberhasilan, output kegiatan, penanggung jawab kegiatan
Penyusunan time schedule meliputi rincian alokasi waktu kegiatan selama 14 hari di lapangan (masyarakat)
Penyusunan RAB merupakan estimasi besaran biaya kegiatan yang dapat disediakan oleh tim selama di lapangan (masyarakat).

Rapid Assesment
1 Rapid assesment dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi tentang masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi masyarakat desa/kelurahan.
2 Metode assesment dilakukan dengan dua cara, yaitu indepth interview dan diskusi kelompok terfokus.
3 Indepth interview dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
a. Pengambilan sample dilakukan secara berkelompok (cluster sampling).
b. Yang dimaksud dengan cluster adalah struktur administrasi pemerintahan di bawah struktur desa, yaitu dusun/lingkungan/RW.
c. Setiap cluster dipilih sebesar 15 KK (Kepala Keluarga) secara purvosif (atau dengan menggunakan kriteria tertentu).
i. Penentuan kriteria dilakukan berdasarkan pertimbangan terdekat dari sarana pelayanan kesehatan (kurang dari 1 kilometer), jauh dari pelayanan kesehatan (di atas 1 kilometer dan kurang dari 5 kilometer) dan sangat jauh dari sarana pelayanan kesehatan (di atas 5 kilometer).
ii. Jumlah sample yang dipilih setiap kriteria adalah 5 kepala keluarga.
iii. Total sample adalah hasil perkalian dari jumlah cluster x 15 kk.
iv. Setelah sample assesment telah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan investigasi dengan menggunakan instrumen indepth interview (Quesioner).
v. Adapun pokok-pokok isi quesioner meliputi identitas responden, data keluarga (minimal meliputi tingkat pendidikan dan pendapatan), data sarana air minum dan sanitasi, data status kesehatan).
vi. Dalam pelaksanaan interview tetap mengacu pada etika yang berlaku pada masyarakat, berpakaian sopan, tidak menyinggung perasaan, dan menjalin hubungan emosional yang baik.
4. Diskusi kelompok terfokus dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
a. Diskusi kelompok terfokus dilakukan dengan cara mengundang tokoh-tokoh masyarakat lokal secara informal untuk memberikan informasi serta pandangannya terhadap masalah kesehatan masyarakat.
b. Pelaksanaan diskusi terfokus sebaiknya dilakukan pada setiap dusun/lingkungan/RW dengan jumlah maksimal peserta 8 – 10 orang yang mewakili tokoh agama, tokoh adat, tokoh informal, tokoh perempuan, tokoh pemuda, guru/pendidik, petugas kesehatan, dan aparat pemerintah lokal, serta wakil organisasi setempat.
c. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok terfokus dipandu oleh fasilitator dari mahasiswa yang bertugas mengarahkan jalannya diskusi dengan tema “ Potensi Masyarakat dalam Pengembangan Desa/Kelurahan Sehat Mandiri”.
d. Selama proses diskusi kelompok terfokus seorang mahasiswa harus bertugas sebagai notulen yang bertugas mencatat seluruh tanggapan masyarakat.
e. Selain itu, proses diskusi kelompok terfokus harus diabadikan melalui kamera sebagai bahan dokumen laporan.
f. Durasi diskusi kelompok terfokus maksimal 90 menit.

Pengolahan dan Analisis Hasil Assesment
1 Sebelum melakukan pengolahan data dan informasi perlu dilakukan pengkodingan atau penertiban data dan informasi.
2 Seluruh quesioner yang diperoleh dari indepth interview harus direcek kebenarannya dari pengumpul data sebelum diinput, begitu pula dengan hasil notulen harus recek dari mahasiswa pencatat sebelum dianalisis.
3 Data yang diperoleh melalui indepth interview harus ditabulasi melalui distribusi frekwensi (disajikan dalam bentuk tabel).
4 Informasi yang diperoleh melalui diskusi kelompok terfokus ditampilkan secara deskriptif
5 Analisis hasil assesment adalah mengacu pada konsep idealiastis dan kemudian dikonfrontir dengan fakta yang diperoleh dalam bentuk data dan informasi.
6 Selanjutnya dirumuskanlah inventarisir masalah berdasarkan hasil assesment.

Penentuan Prioritas Masalah
1 Penentuan prioritas masalah dilakukan dalam rangka memilih item masalah pada hasil inventarisir masalah untuk diintervensi dalam waktu 14 hari selama di lokasi (masyarakat).
2. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan prioritas masalah adalah dengan membuat matriks prioritas masalah yang meliputi komponen sebagai berikut: berat dan ringannya masalah; luasnya masalah; pertimbangan politik; persepsi masyarakat; serta bisa tidaknya dilakukan selama di lokasi.
3. Kesemua komponen tersebut harus diberikan scoring yang mengacu pada hasil assesment dengan nilai scoring adalah mulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5.
4. Penentuan scoring terendah dan tertinggi berdasarkan kesimpulan tim.
5. Selanjutnya buatlah rencana intervensi berdasarkan urutan prioritas tertinggi kemudian pada urutan di bawahnya, dan sesuaikan dengan waktu yang tersedia dalam menyelesaikan program intervensi.


Seminar Awal
1. Seminar awal dilakukan setelah dilakukan identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
2. Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3. Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan hasil identikasi masalah, penentuan prioritas masalah, dan rencana intervensi.
4. Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung program intervensi yang akan dilakukan.

Intervensi Program
1 Program intervensi dilaksanakan mengacu pada rencana intervensi yang telah disusun sebelumnya, serta mempertimbangka pada masukan-masukan pada pelaksanaan seminar awal
2 Secara garis besar program intervensi meliputi dua hal sebagai berikut: program fisik dan non fisik.
3 Program non fisik adalah suatu program yang bertujuan untuk memberikan atau merubah tatanan pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku masyarakat.
4 Model program biasanya dilakukan dalam bentuk penyuluhan masyarakat, konseling keluarga, diskusi komunitas, advokasi dan sebagainya.
5 Model program fisik biasanya dilakukan dalam bentuk perbaikan lingkungan dengan pengadaan sarana sanitasi, pemeriksaan bakteriologis sumber air minum, pemberian makanan tambahan, pemyediaan base-line data kesehatan desa/kelurahan, perumusan sistem kesehatan desa/kelurahan dan sebagainya.



Monitoring dan Evaluasi Program
1 Monitoring dilakukan sejak mahasiswa berada di lokasi hingga penarikan.
2 Monitoring dilakukan untuk memantau kesesuaian rencana aksi dengan kenyataan sesungguhnya, sehingga masalah dapat dikendalikan secara cepat.
3 Evaluasi dilakukan setelah program intervensi dilakukan, atau dilakukan sebelum pelaksanaan seminar akhir (hasil program).
4 Evaluasi bertujuan untuk memantau kinerja program berdasarkan input, proses dan output.
5 Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman pengembangan program pada PBL selanjutnya.

Seminar Hasil
1 Seminar hasil dilakukan setelah dilakukan intervensi program dan evaluasi program.
2 Seminar menghadirkan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah lokal, tokoh masyarakat dan pemilik kepentingan lainnnya.
3 Kegiatan seminar dilkaukan untuk memperoleh respon yang terkait dengan . intervensi program dan evaluasi program.
4 Respon yang diterima dalam kegiatan seminar diharapkan dapat memperkuat, melengkapi, serta mendukung hasil program intervensi, dan sekaligus masukan untuk pengembangan program PBL selanjutnya.

Penyusunan Laporan Kegiatan
1. Penyusunan laporan kegiatan dipersiapkan sejak mahasiswa berada di lokasi, sehingga nantinya tidak kesulitan memperoleh bahan-bahan setelah penarikan.
2. Laporan dibuat sebanyak 5 rangkap untuk kepentingan sebagai berikut: Kantor Kesatuan Bangsa Kab/Kota; Dinas Kesehatan Kab/Kota; Desa/Kelurahan; Laboratorium Komunitas; dan perpustakaan FKM UVRI.

Penarikan
1 Penarikan dilakukan setelah dilaksana seminar hasil program
2 Kegiatan penarikan akan dihadiri oleh unsur pimpinan FKM UVRI Makassar dan pembimbing lapangan.


LAPORAN AKHIR DESA/KELURAHAN

1. Laporan akhir desa/kelurahan dibuat secara bersama-sama oleh koordinator desa/kelurahan dengan seluruh anggota sedesanya
2. Laporan akhir desa/kelurahan dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap dengan sampul warna kuning.
3. Laporan akhir desa/kelurahan yang telah diserahkan harus telah diketahui oleh Kepala Desa/Kelurahan
4. Laporan Desa/Kelurahan disahkan oleh pembimbing lapangan pada seminar akhir setelah penarikan diri dari lokasi
5. Format dan sistematika laporan akhir kegiatan Desa/Kelurahan adalah sebagai berikut:
Halaman depan (lampiran 1)
Lembaran pengesahan(lampiran 2)
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Maksud dan Tujuan PBL
BAB II Gambaran Umum Lokasi
a. Keadaan Geografi dan Demografi
b. Derajat Kesehatan Masyarakat
c. Faktor Sosial Budaya
BAB III Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan
1.. Hasil Program Intervensi
2. Indikator Keberhasilan Program Intervensi
3. Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan
BAB IV Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran-saran

Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
6. Laporan akhir kegiatan desa/kelurahan dilampiri dengan sebagai berikut:
a. Nama Peserta PBL disertai dengan tanda tangan
b. Struktur pemerintahan desa/kelurahan
c. Peta desa/kelurahan
d. Program kerja
e. Foto-foto kegiatan disertai keterangan
f. Lain-lain yang dianggap perlu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ESTABLISHMENT OF INDIVIDUAL CONSONANCE IN MAKASSAR MUSLIM COMMUNITIES ON CONDOMS THROUGH LOCAL FUNCTION INSTITUTION Adam Badwi, Munadh...