Minggu, 11 Juli 2010

Kampanye Hidup Bersih Berbasis Sekolah

Kampanye Hidup Bersih Berbasis Sekolah

Meningkatkan derajat kesehatan tidak harus selalu dengan program muluk. Hal-hal sederhana seperti membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan menyikat gigi dua kali sehari, lewat pendidikan di sekolah, jika konsisten dikerjakan dampaknya sangat nyata untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat.

Anak-anak merupakan elemen masyarakat paling energik, antusias, dan terbuka pada ide-ide baru. Karena itu, anak-anak bisa menjadi target untuk menanamkan kebiasaan hidup bersih. Jika sejak kecil ditanamkan perilaku hidup sehat, anak akan merasa tidak nyaman jika tidak melakukannya.

Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir merupakan salah satu butir dari perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Upaya yang mudah dan murah ini akan menghindarkan manusia dari kolera, tifus, hingga flu burung.

Penelitian global menunjukkan, cuci tangan pakai sabun dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 47 persen. Ini penting karena setiap tahun masih ada kejadian luar biasa diare atau muntaber yang menelan korban jiwa. Unicef melaporkan, setiap detik satu anak meninggal karena diare.

Survei Health Service Program (2006) menunjukkan, sabun telah ada di hampir setiap rumah tangga Indonesia. Namun, baru 3 persen yang menggunakan sabun untuk mencuci tangan.

Dari semua responden, hanya 12 persen yang mencuci tangan setelah buang air besar, 9 persen setelah membersihkan kotoran bayi, 14 persen sebelum makan, 7 persen sebelum memberi makan bayi, dan 6 persen sebelum memasak.

Upaya untuk mengampanyekan pentingnya cuci tangan dengan sabun terus digalakkan. Pada 15 Oktober 2009, lebih dari 70 negara mengadakan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia. Peringatan ini berawal dari seruan yang disampaikan PBB untuk meningkatkan praktik higienitas dan sanitas kepada semua penduduk di seantero dunia.

Siswa-siswi sekolah dasar dapat mengikuti peragaan dan praktik cara mencuci tangan pakai sabun di bawah air mengalir serta cara menggosok gigi yang benar.

Kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari, pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur, juga penting mengingat sakit gigi, terutama karena karies atau gigi berlubang, menjadi alasan utama bagi siswa tingkat sekolah dasar untuk absen dari kegiatan belajar-mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ESTABLISHMENT OF INDIVIDUAL CONSONANCE IN MAKASSAR MUSLIM COMMUNITIES ON CONDOMS THROUGH LOCAL FUNCTION INSTITUTION Adam Badwi, Munadh...